Harga Minyak Mentah Dunia Turun USD 3 Per Barel Jelang Pertemuan The Fed

Harga Minyak Mentah Dunia Turun USD 3 Per Barel Jelang Pertemuan The Fed

BAHARINEWS – Harga minyak mentah dunia turun sekitar USD 3 per barel pada Selasa (13/6) pagi waktu Indonesia setelah analis menyoroti meningkatnya pasokan global dan kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan menjelang data inflasi utama serta pertemuan Federal Reserve AS akhir pekan ini.
Mengutip Reuters, minyak mentah Brent berjangka turun USD 2,95 atau 3,9 persen menjadi USD 71,84 per barel, terendah sejak Desember 2021. Minyak mentah West Texas Intermediate turun USD 3,05 atau 4,4 persen menjadi USD 67,12 per barel.

Sebelumnya, Goldman Sachs memangkas perkiraan harga minyaknya pada Minggu pagi, mengutip pasokan yang lebih tinggi dari perkiraan akhir tahun ini hingga 2024. Perkiraan harga minyak mentah Desember bank sekarang berada USD 86 per barel untuk Brent, turun dari USD 95, dan USD 81 per barel untuk WTI, turun dari USD 89.
“Goldman menyerah pada perkiraan harga bullish mereka tampaknya menjadi katalis untuk memulai penjualan hari ini,” kata analis Kpler Matt Smith.
Revisi datang pada awal minggu yang sibuk untuk Federal Reserve AS, yang bertemu pada hari Rabu. Sementara The Fed diperkirakan akan membiarkan suku bunga tidak berubah bulan ini, investor khawatir bahwa kenaikan suku bunga kemungkinan akan dilanjutkan bulan depan, kata analis UBS Robert Yawger.
Kenaikan suku bunga The Fed telah memperkuat dolar, membuat komoditas dalam mata uang AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya dan membebani harga.

“Pertemuan Fed dan tekanan inflasi tetap menjadi isu utama bagi pasar minggu ini,” kata Rob Haworth, ahli strategi investasi senior di US Bank Asset Management.
“Semakin besar kemungkinan menahan suku bunga berarti investor akan mengikuti konferensi pers Ketua Fed Powell dengan cermat untuk jalur yang diharapkan untuk suku bunga,” kata Haworth.
Selain itu juga membebani pikiran investor, pemulihan permintaan minyak telah diredam di Tiongkok, importir utama minyak mentah dan produk olahan.
“Permintaan Tiongkok tidak menunjukkan tanda-tanda terwujud, dan bisa mencapai 2 juta barel per hari, jadi itu jumlah yang signifikan. Pasti ada kekhawatiran bahwa OPEC dan IEA akan memangkas perkiraan permintaan mereka,” kata Yawger.

Selain itu juga membebani pikiran investor, pemulihan permintaan minyak telah diredam di Tiongkok, importir utama minyak mentah dan produk olahan.
“Permintaan Tiongkok tidak menunjukkan tanda-tanda terwujud, dan bisa mencapai 2 juta barel per hari, jadi itu jumlah yang signifikan. Pasti ada kekhawatiran bahwa OPEC dan IEA akan memangkas perkiraan permintaan mereka,” kata Yawger.

Baca Juga